Jamaah haji Indonesia ketika tiba di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Foto: Republika/Imam Budi Utomo
Meskipun demikian, sejauh ini belum ada satu pun calon jamaah yang gagal diberangkatkan karena alasan kesehatan.
“Hampir 50 persen calhaj yang berangkat dari asrama ini merupakan orang-orang yang masuk kategori risti,” ujar Kepala Unit Pemeriksaan Akhir Asrama Haji Pondok Gede, Dwi Mazanova, yang ditemui Republika di Gedung Serbaguna II Asrama Haji Pondok Gede, Selasa (11/10).
Sejauh ini Asrama Haji Pondok Gede telah memberangkatkan kurang lebih 5.400 jamaah haji ke Tanah Suci. Jumlah tersebut terdiri dari 12 kloter yang berasal dari DKI Jakarta dan Banten.
Dwi mengatakan, sejauh ini belum ada calon jamaah haji yang gagal diberangkatkan karena faktor masuk kategori risti. Sebelumnya, sempat terdapat empat orang yang harus dirujuk ke rumah sakit karena memiliki riwayat sakit yang mengkhawatirkan. Namun, pada akhirnya keempatnya bisa diberangkatkan ke Tanah Suci.
Dari 1.904 calon jamaah haji dengan kategori risti tersebut, sebanyak 1.072 orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi). Sedangkan sebanyak 292 orang dan 160 orang masing-masing memiliki diabetes mellitus dan penyakit jantung.
Walau demikian, sejauh ini belum ada satu pun di antara para calon jamaah haji dari Pondok Gede yang penyakitnya berada dalam kategori sangat parah. “Semua calon jamaah haji berada dalam kondisi fisik yang masih layak, sehingga pada akhirnya semuanya tetap diberangkatkan,” tuturnya.
Faktor lain yang membuat unit yang berada di bawah koordinasi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) tersebut meloloskan para calon jamaah dengan kategori risti adalah jaminan dari tim medis atau pendamping. “Dalam beberapa kasus sebelumnya, mereka dijamin oleh keluarga yang menjadi pendampingnya. Hal tersebut juga menjadi solusi,” kata Dwi.
Kementerian Agama saat ini juga telah menetapkan metode supaya para petugas kesehatan, baik di dalam negeri maupun di Tanah Suci, mudah mengenali para jamaah haji dengan kategori risti.
Jika beberapa tahun lalu, golongan risti tersebut dibedakan oleh rompi yang mereka kenakan, maka saat ini perbedaan hanya terdapat pada tanda hitam pada gelang identitas mereka. Pemakaian metode tersebut diharapkan lebih membuat para jamaah nyaman ketimbang saat mereka diharuskan memakai rompi.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Fernan Rahadi
http://www.jurnalhaji.com/2011/10/11/hampir-dua-ribu-calon-haji-risiko-tinggi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar