11 October 2011 | Kategori: Berita
Seorang pria melintas di depan sebuah rumah pemondokan yang ditawarkan untuk disewa oleh jamaah haji di Kota Makkah. Foto: Republika/Siwi Tri Puji
Hal itu diungkapkan salah satu sumber yang terlibat dalam pemberian layanan haji, Senin (10/10). Sumber itu menyatakan, beberapa biro berusaha mengambil keuntungan dengan menjalankan bisnis real estate.
Biro menyediakan akomodasi di pasar gelap untuk memperoleh uang. Sejumlah jamaah memang menolak menerima pemondokan yang dipilih oleh biro haji dengan alasan jauh dari Masjidil Haram. “Departemen Haji harus campur tangan menyediakan akomodasi dan makan setelah biro haji gagal memberikan layanannya,” kata sumber tersebut.
Ia percaya, masalah itu akan diselesaikan jika perusahaan Tawafa yang mengambil alih tugas tersebut.
Ketua Dewan Direksi Tawafa Asia Tenggara, Zuhair Saddaio, mengatakan sejumlah gedung yang dipilih oleh biro haji dirasa tidak nyaman bagi jamaah. “Tidak memiliki fasilitas yang memadai, tidak cukup luas atau jauh dari Masjidil Haram,” ungkapnya.
Ia mengingatkan, kegagalan misi untuk menyediakan akomodasi bagi para jamaah di Makkah dan Madinah akan melemahkan upaya pemerintah memberikan layanan terbaik bagi jamaah.
Ketua Dewan Direksi Tawafa non Arab-Afrika, Abdul Wahid Seifuddin, menuduh beberapa biro lebih berorientasi pada keuntungan daripada pelayanan. Ia mengatakan ketidakmampuan biro menyediakan pemondokan yang baik menyebabkan munculnya broker asing yang menawarkan bangunannya di pasar gelap.
Pemilik bangunan yang tak mau disebutkan namanya mengatakan banyak broker asing yang bekerja sebagai perantara biro haji dan pemilik bangunan. Mereka mengambil keuntungan dari proses lobi tersebut.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Dwi Murdaningsih
Sumber: Arab News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar